Sebagian besar dari Anda mungkin tidak familiar dengan kayu dolken gelam, atau galam. Kayu ini lebih sering ditemukan di daerah dengan tanah rawa seperti Kalimantan. Lantas, apasih kelebihan utama jenis kayu ini?
Kayu gelam, atau lebih sering disebut galam, dulu dianggap sebagai limbah oleh masyarakat. Hal ini karena tumbuhan galam dapat tumbuh sendiri di tanah warga tanpa di tanam. Namun kini, ia sudah memiliki nilai ekonomi, terlebih karena ternyata galam memiliki kekuatan yang stabil sebagai pondasi rumah di tanah rawa.
Spesifikasi Pohon Kayu Gelam Pohon kayu ini memiliki tinggi 10-20 meter. Kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohon gelam tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah.
Sementara daunnya merupakan daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, dan letaknya berseling. Bila Anda coba meremas atau menumbuk daun, akan keluar aroma seperti minyak kayu putih. Pohon gelam juga menghasilkan buah lho.. Buahnya berwarna coklat, dan sering digunakan sebagai obat tradisional. Masyarakat Kalimantan menyebutnya sebagai merica bolong.
Keunggulan Pohon Dolken Gelam Galam memiliki segudang manfaat di bidang pembangunan. Kulit kayunya berguna untuk industri perkapalan, sementara kayunya sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, pagar, atau tiang sementara. Kekuatan kayu ini berasal dari kandungan serat dan selulosanya yang kompleks, sehingga sangat baik untuk pembangunan bangunan baru. Selain itu bentuk kayunya relatif lurus, dengan sedikit cabang atau ranting.
Komentar
Posting Komentar